Advertisement:
Banyak orang merasa lebih nyaman menyampaikan perasaan,
harapan dan tekanan mereka kepada pasangan setelah berhubungan intim. Menurut
pakar, ada alasan di balik ungkapan isi hati yang dilontarkan usai bercinta,
terutama pada wanita.
Peneliti bernama Amanda Denes percaya bahwa berbincang
setelah bercinta atau kerap disebut 'pillow talk', dapat menjadi salah satu
cara utama untuk mempertahankan hubungan. Selain itu juga dapat membuat
pasangan merasa terpuaskan satu sama lain.
Pillow talk, terjadi bukan tanpa alasan. Ini terkait dengan
produksi hormon cinta atau disebut dengan oksitosin. Hormon ini cenderung
dilepaskan setelah orgasme.
Tapi menurut Denes, pengalaman yang dimiliki tiap orang
serta dampaknya terhadap hubungan cenderung berbeda. Karena itu, Denes
mengajukan dua pertanyaan utama, yaitu mengapa beberapa orang cenderung mau
berbagi perasaan terdalamnya setelah bercinta, bahkan meski mereka tahu bahwa
hubungan yang terjalin belum sedalam itu. Dan apa efek dari berbincang setelah
bercinta dengan kepuasan terhadap hubungan mereka.
Demi mendapat jawaban dari dua pertanyaan tersebut, Denes
mengamati kaitan antara hormon dengan komunikasi yang terjalin antar pasangan.
Termasuk mengamati apa yang dibicarakan pasangan setelah bercinta dan satu
variabel penting yang mempengaruhi keseluruhan proses tersebut, yaitu
orgasme.
Saat seseorang mengalami orgasme, maka akan terjadi
perubahan fisiologis berupa pelepasan hormon oksitosin ke penjuru tubuh.
Peningkatan hormon yang juga disebut sebagai hormon kepercayaan ini, memang
telah lama dikaitkan dengan banyak perilaku sosial yang positif. Kondisi ini
tak hanya dialami wanita, tapi juga pria.
Hasilnya, Denes menemukan bahwa wanita yang telah mencapai
orgasme akan merasa lebih intim dengan pasangannya, dibanding wanita yang tak
berhasil mencapai klimaks. Dan pada akhirnya, turut meningkatkan ikatan
emosional antarpasangan.
Dari penelitian ini, Denes percaya bahwa oksitosin berada di
balik alasan mengapa wanita yang telah mencapai klimaks memiliki rasa percaya
dan koneksi yang lebih tinggi terhadap pasangannya, dibanding wanita yang tidak
bisa orgasme. Inilah yang pada akhirnya mempengaruhi keputusan seorang wanita
untuk berbagi perasaan dengan pasangannya atau tidak.
Tapi mengapa wanita jauh lebih banyak berbicara tentang
perasaannya daripada pria, adalah semata karena tingginya kadar hormon
testosterone pria usai berhubungan intim. Hormon ini menghambat respons
oksitosin pada tubuh pria, meski sebenarnya pria juga melepaskan oksitosin yang
sama setelah bercinta.
Keberadaan hormon testosterone pada pria itu jugalah yang
diduga membuat pria cenderung kurang begitu hangat setelah bercinta.
source: http://life.viva.co.id/news/read/470083-alasan-di-balik-curahan-hati-wanita-usai-bercinta
Advertisement:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan.