Advertisement:
Telah lama diketahui bahwa dibanding perempuan, laki-laki
lebih berisiko mengidap autisme dan gangguan saraf lainnya. Namun jawaban untuk
masalah ini baru terungkap pada penelitian yang diterbitkan di American Journal
of Human Genetics.
Sebelumnya, data tentang autisme dari U.S. Centers for Disease Control and
Prevention menunjukkan, satu dari 52 pria berisiko autisme, sedangkan angka
pada wanita hanya satu dari 252 orang.
Dalam upaya memecahkan kesenjangan gender ini, Evan Eichler dan Sébastien
Jacquemont sebagai peneliti, menganalisa DNA hampir dari 16 ribu orang yang
mengalami gangguan perkembangan saraf. Melalui analisis mereka, terkuak fakta
bahwa mutasi genetik bertanggung jawab sebagai penyebab penyakit ini. Autisme
berasal dari DNA ibu, sebagai lawan dari ayah mereka.
"Namun satu hal yang penting, ibu tak terpengaruh apapun dan hanya
mengirimkan mutasi genetik itu pada anak laki-laki," kata Evan Eichler
dilansir dari Foxnews, Senin 3 Maret 2014.
Mutasi genetik sendiri adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik, baik
pada taraf urutan gen maupun pada taraf kromosom. Peneliti berteori bahwa
perempuan lebih mampu mengatasi mutasi genetik dibanding laki-laki. Ini tetap
berlaku meskipun jumlah mutasi genetik perempuan lebih besar.
Perempuan lebih baik dalam berurusan dengan mutasi parah, laki-laki tidak
demikian sehingga berisiko menyebabkan penyakit. Menyikapi temuan bahwa
perempuan kurang terpengaruh oleh mutasi genetik, kedua peneliti berspekulasi
bahwa ini mungkin berhubungan dengan fakta bahwa perempuan memiliki dua
kromosom X.
"Ini membuat perempuan memiliki perkembangan otak yang lebih baik,
sedangkan pada setiap mutasi, pria hanya menghasilkan protein yang lebih
sedikit dan kurang efisien. Selain itu, dua kromosom X membuat perempuan bisa
mengimbangi mutasi gen yang cacat," tambah Evan Eichler.
source: http://life.viva.co.id/news/read/485578-mengapa-mayoritas-pengidap-autisme-itu-laki-laki-
Advertisement:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan.