Advertisement:
1. Khadijah binti Khuwailid RA,
Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan
Khadijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khadijah Rasulullah SAW memiliki
sejumlah anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau
meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqayyah,
Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain
selama Khadijah masih hidup.
2. Saudah binti Zamah RA
Dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian
beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang ditinggal
mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr. Beliau SAW nikah dengan Siti
Saudah binti Zam'ah yang janda ditinggal mati suami. Sedangkan kerabatnya
adalah orang-orang musyrik. Usia Siti Saudah kala itu enam puluh enam tahun.
Lebih tua dengan beliau lima belas tahun. Demi tidak membiarkan Siti saudah
dalam kesendirian, sebatang kara. Karena kalau dia kembali ke kerabatnya yang
musyrik, maka Islamnya akan terancam. Sebelumnya Siti Aisyah bermimpi, bahwa
Siti Saudah menjadi isteri Rasulullah. (Sahihul Jami': 915).
3. Aisyah binti Abu Bakar RA
Dinikahi oleh Rasulullah SAW bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian,
setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun dan lima bulan sebelum
Hijrah. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis
selain Aisyah.
Dengan menikahi Aisyah, maka hubungan beliau dengan Abu Bakar menjadi sangat
kuat dan mereka memiliki ikatan emosional yang khusus. Posisi Abu Bakar sendiri
sangat pending dalam dakwah Rasulullah SAW baik selama beliau masih hidup dan
setelah wafat. Abu Bakar adalah khalifah Rasulullah yang pertama yang di
bawahnya semua bentuk perpecahan menjadi sirna.
Selain itu Aisyah ra adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang
sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga
dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.
4. Hafsah binti Umar bin Al-Khatab RA,
Beliau ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian
dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya
untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khatab.
Dengan menikahi hafshah putri Umar, maka hubungan emosional antara Rasulullah
SAW dengan Umar menjadi sedemikian akrab, kuat dan tak tergoyahkan. Tidak heran
karena Umar memiliki pernanan sangant penting dalam dakwah baik ketika fajar
Islam baru mulai merekah maupun saat perluasan Islam ke tiga peradaban besar
dunia. Di tangan Umar, Islam berhasil membuktikan hampir semua kabar gembira di
masa Rasulullah SAW bahwa Islam akan mengalahkan semua agama di dunia.
Catatan : Rasulullah menikah dengan Siti Aisyah dan Siti Hafsah sebagai
penghargaan kepada keduanya, juga kepada kedua orang tua keduanya. Sebab kedua
bapak mereka adalah menteri beliau (Abu Bakar As-shiddieq dan Umar bin
Khaththab). Hal ini demi tidak menghalangi keduanya untuk menziarahi Rasulullah
kapan saja.
5. Zainab binti Khuzaimah RA,
Dari Bani Hilal bin Amir bin Shofiyah. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin
Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya
pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah
pernikahannya dengan Rasulullah SAW . Siti Zainab binti Khuzaimah paling tua
dibanding Rasulullah. Suaminya gugur pada perang Uhud. Tiada seorangpun yang
mencoba menikahinya. Rasulullah kemudian menikahinya. Zainab binti Khuzaimah
terkenal kala itu, dengan panggilan Umu Masakin (ibu para fakir miskin). Karena
dia sering berinfak.
6. Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA,
Sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal
di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan menngalkan dua anak laki-laki dan
dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun
yang sama.
Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara
anak-anak yatim tersebut. Ummu Salamah adalah salah peserta hijrah ke Habasyah
dan Madinah. Suaminya yang baik hati, Abu Salamah meninggal dunia, sedangkan
dia mempunyai anak-anak yang butuh asuhan. Maka Rasulullah menikahinya demi
memuliakan dia, karena dia penyabar, juga karena dia termasuk golongan
orang-orang yang menganut Islam dimasa awal-awal. Dan yang jelas, demi
memuliakan mantan suaminya yang begitu baik. Dengan cara mengasuh anak-anaknya.
Rasulullah SAW sebenarnya telah berdoa kepada Allah agar Umi Salamah
mendapatkan suami yang terbaik. Di malam pertama, Rasulullah menanyai
anak-anaknya. Karena beliau tidak melihat mereka nampak bersama ibunya. Umi
Salamah menjawab; mereka di rumah paman mereka. Rasulullah tidak menerima hal
itu, lalu memerintahkan kepadanya agar mereka balik. Setelah itu Rasulullah
bersabda; "barang siapa yang memisahkan antara orang tua dan anaknya, maka
Allah akan memisahkannya dengan orang yang dia cintai di hari kiamat".
(Sunan Turmudzi dan Sahihul Jami': 6412).
Rasulullah sangat menyayangi anak-anak Umu Salamah. Menimang mereka, bermain
bersama, makan bersama.
7. Zainab binti Jahsyi bin Royab RA,
Dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW.
Sebelumnya ia menikahi dengan Zaid bin Harits kemudian diceraikan oleh suaminya
tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qoâ??dah tahun kelima
dari Hijrah.
Pernikahan tersebut adalah atas perintah Allah SWT untuk menghapus kebiasaan
Jahiliyah dalam hal pengangkatan anak dan juga menghapus segala konskuensi
pengangkatan anak tersebut. beliau tidak menikahi menantunya.
8. Juwairiyah binti Al-Harits RA,
Pemimpin Bani Mustholiq dari Khuzaâ??ah. Ia merupakan tawanan perang yang
sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh
Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Syaâ??ban tahun ke 6 Hijrah.
Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan meraih simpati dari
kabilhnya (karena ia adalah anak pemimpin kabilah tersebut) dan membebaskan
tawanan perang.
9. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA,
Sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke
Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashroni dan meninggal di sana.
Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya. Ketika Rasulullah SAW mengirim
Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada
bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalu raja tersebut
dan dinikahkan serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin
Hasanah.
Sehingga alasan yang paling kuat adalah untuk menghibur beliau dan memberikan
sosok pengganti yang lebih baik baginya. Serta penghargaan kepada mereka yang
hijrah ke Habasyah karena mereka sebelumnya telah mengalami siksaan dan tekanan
yang berat di Mekkah. Adapun Ummu Habibah (Ramlah binti Abi Sufyan) mendapatkan
terror dari bapak dan saudaranya. Lalu dia hijrah bersama suaminya ke Habsyah.
Tiba di sana, suaminya masuk agama Kristen. Jadilah dia dalam kesendirian.
Rasulullah kemudian mengirim utusan kepada Raja Habsyah, Najasyi, agar
meminangnya untuk Rasulullah, demi memuliakan Ummu Habibah. Jika dia kembali
kepada kerabatnya, maka dipastikan, dia akan sengsara lagi.
10. Shafiyyah binti Huyay bin Akhtab RA,
Dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khaibar lalu Rasulullah SAW
memilihnya dan dimeredekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khaibar tahun
7 Hijriyyah.
Siti Shafiyah binti Huyayyi tertawan pada perang Khaibar. Dalam perang itu
suami, bapak, saudara, dan pamannya terbunuh. Rasulullah membebaskannya, demi
kasih sayang, hormat, dan agar ada yang menaunginya. Siti Shafiyah sebelumnya
bermimpi, bulan purnama jatuh di pangkuannya. Tatkala dia menceritakan mimpinya
kepada keluarganya. Pamannya langsung menamparnya dan berkata; kau mau menikah
dengan Nabinya bangsa Arab itu.
Pernikahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan beliau sebagai anak dari
pemuka kabilah.
11. Maimunah binti Al- Harits RA ,
Saudarinya Ummu Al-Fadhl Lubabah binti Al-Harits. Ia adalah seorang janda yang
sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat
melaksanakan Umroh Qadho.
Dari kesemua wanita yang dinikahi Rasulullah SAW, tak satupun dari mereka yang
melahirkan anak hasil perkawinan mereka dengan Rasulullah SAW, kecuali
Khadijatul Kubra seperti yang disebutkan di atas. Namun Rasulullah SAW pernah
memiliki anak laki-laki selain dari Khadijah yaitu dari seorang budak wanita
yang bernama Mariah Al-Qibthiyah yang merupakan hadiah dari Muqauqis pembesar
Mesir. Anak itu bernama Ibrahim namun meninggal saat masih kecil.
Demikianlah sekelumit data singkat para istri Rasulullah SAW yang mulia, dimana
secara khusus Rasulullah SAW diizinkan mengawini mereka dan julah mereka lebih
dari 4 orang, batas maksimal poligami dalam Islam.
Dari kesemuanya itu, umumnya Rasulullah SAW menikahi mereka karena pertimbangan
kemanusiaan dan kelancaran urusan dakwah.
12. Maria Al-Qibthiyah
Maria Al-Qibthiyah adalah budak hadiah dari Pengusa Mesir, Raja Muqauqis yang
beragama kristen. Tidak benar kalau Rasulullah SAW berzina dengan budak
tersebut. Dan tidak juga benar Maria adalah budak istri Rasulullah Hafsah,
Putri Umar Al Khattab. Maria adalah budak Rasulullah SAW sendiri sekaligus istri
beliau dari golongan hamba sahaya dalam bahasa kita adalah selir, bukan budak
Hafsah istri Rasulullah Putri Umar Al Khattab Al Faruq. Sementara Maria sendiri
adalah istri beliau (Rasulullah SAW) yang dari buah perkawinannya lahirlah
Ibrahim yang meninggal pada umur 2 tahun.
Dengan lahirnya Ibrahim maka status Maria bukanlah selir lagi melainkan sama
kedudukannya dengan istri-istri lainnya.
source: http://www.pulsk.com/522513
Advertisement:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan.