Advertisement:
Ilmuwan
baru saja menemukan kerikil di Planet Mars yang bisa menjadi bukti bahwa air
pernah mengalir di planet itu, mendukung teori bahwa Mars pernah mampu
mendukung kehidupan.
Penemuan batu kerikil berbentuk bulat oleh tim miosi Curiosity, kendaraan
beroda enam yang menjalankan misi di Mars sejak Agustus 2012 itu,
dipublikasikan di jurnal Science yang terbit pada Kamis (30/5/2013).
Menurut peneliti, kerikil bulat seperti yang ditemukan hanya bisa terbentuk
bila terbawa oleh air dalam jarak jauh.
Penemuan ini adalah bukti pertama bahwa air pernah mengalir di Mars.
Dawn Summer, geolog di University of California, Davis, mengungkapkan bahwa
penemuan ini dimungkinkan karena pemilihan lokasi pendaratan yang tepat bagi misi
Curiosity. Pada 6 Agustus 2012 lalu, Curiosity mendarat di sebuah wilayah Mars
bernama Kawah Gale.
Summer seperti dikutip Daily Mail, Kamis, mengatakan, "Alasan utama
kami memilih Kawah Gale sebagai tempat pendaratan adalah untuk meneliti lapisan
batuan yang ada di kaki Gunung Sharp (gunung yang menjulang 5 km dari kawah
Gale), sekitar lima mil jauhnya."
"Kami tahu ada struktur tanah berbentuk kipas di lokasi pendaratan,
deposit sedimen berbentuk kerucut, yang pasti membutuhkan air dalam
pembentukannya," imbuh Summer.
Laporan tim ilmuwan dalam publikasi penelitian menyatakan bahwa jika air memang
pernah mengalir sejauh beberapa kilometer saat itu, kondisi Mars saat kerikil
itu terdepositkan sangat berbeda dengan lingkungan Mars yang dingin dan kering
saat ini.
Publikasi penelitian menyatakan, "Deposit fluvial purba ini juga
mengindikasikan adanya aliran air di lanskap Mars, temuan yang meningkatkan
prospek adanya lingkungan yang mendukung kehidupan di Mars masa lalu."
Penelitian lebih lanjut diperlukan. Publikasi lain dalam jurnal ilmiah Science pada
edisi yang sama menyatakan, masih diperlukan studi tentang radiasi di Mars jika
nantinya ada astronot yang akan meneliti secara langsung geografi Mars.
Hasil pengukuran instrumen Radiation Assesment Detector (RAD) yang terpasang di
Curiosity selama 253 hari perjalanan dan misi di Mars, seperti dikatakan Cary
Zeitlin dari Southwest Research Institute di Boulder, Colorado, menyatakan
bahwa astronot akan terpapar radiasi dalam dosis tinggi bila menjalankan misi
di Mars, lebih tinggi dari dosis yang diterima seumur hidup.
"Secara akumulasi, jumlah radiasi yang diterima seperti menerima CT Scan
di seluruh bagian tubuh setiap lima atau enam hari. Memahami lingkungan radiasi
dalam pesawat antariksa yang membawa manusia ke Mars atau tujuan lain sangat
penting untuk merencanakan perjalanan misi berawak pada masa depan,"
ungkap Zeitlin.
"Berdasarkan pengukuran RAD, kecuali bila sistem propulsi bisa
dikembangkan secara cepat, paparan radiasi paling besar diterima saat
keberangkatan dari Bumi dan pulangnya, ketika pesawat dan awaknya terpapar
radiasi dari ruang antarplanet, hanya dilindungi oleh pelindung radiasi yang
ada di pesawat saja," tambahnya.
Penelitian radiasi yang akan diterima di permukaan Mars diperlukan untuk
mendukung misi selama 500-600 hari di planet merah itu.
Sumber Kompas
Advertisement:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan.