Advertisement:
Setiap hari tampaknya ada saja metode-metode diet terbaru
yang ditawarkan untuk menurunkan berat badan. Cara yang mudah dan hasil yang
singkat, selalu jadi "racun" bagi mereka yang tak sabar ingin
memiliki bentuk tubuh ideal.
Padahal, terlalu sering mengubah pola diet dapat mengganggu sistem pencernaan
tubuh. Dengan beralih dari cara diet yang satu ke diet lainnya secara drastis,
akan mempengaruhi kesehatan usus. Hal ini diungkapkan oleh sebuah penelitian
yang dimuat dalam jurnal Nature.
Penelitian yang dilakukan oleh Harvard University ini, meminta 10 pria dan
wanita dengan rentang usia 21 dan 33 tahun untuk mengonsumsi makanan hewani
seperti daging, telur dan keju. Setelah itu, mereka diminta untuk mengganti
pola dietnya dengan hanya mengonsumsi makanan nabati yang kaya akan
biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran.
Hasilnya, microbiome atau populasi bakteri dalam usus seluruh peserta
berubah secara drastis dan cepat. Hanya dalam waktu lima hari, jumlah bakteri
yang membuat asam amino atau pembangun protein di usus mereka lebih banyak.
Bakteri ini mendapat makanan dari karbohidrat yang berasal dari sayur atau
buah.
Sementara itu, para pemakan daging memiliki lebih banyak bakteri pencerna
protein. Sebagian dari bakteri ini terkait dengan penyakit inflamasi usus
(IBD).
Oleh karena itu, jika akhir-akhir ini Anda sering mengalami
masalah pada perut, coba perhatikan pola makan Anda. Mungkin Anda kurang
memperhatikan keseimbangan nutrisi yang masuk dengan lebih banyak makan daging
dan lemak, atau justru terlalu banyak menghindari daging.
source: http://life.viva.co.id/news/read/467141-ini-bahaya-sering-mengubah-pola-diet
Advertisement:
Aih, gak diet mas...kalau diet bisa-bisa jadi mayat deh :)
ReplyDelete