Advertisement:
Semua yang pernah jatuh cinta tentu juga sudah akrab dengan
patah hati. Patah hati tak hanya menyakiti perasaan dan mental, namun faktanya
juga bisa memicu masalah fisik. Broken Heart Syndrome atau sindrom patah hati
namanya. Sindrom ini merupakan kondisi medis yang bisa menyebabkan masalah ada
jantung, dan bahkan bisa memicu kematian.
Apa itu Sindrom Patah Hati?
Sindrom patah hati secara ilmiah dikenal sebagai cardiomyopathy atau takotsubo
cardiomyopathy. Sindrom patah hati merupakan kondisi kesehatan ketika stres
yang ekstrem bisa menyebabkan masalah jantung yang gawat dan bahkan menyebabkan
gagal jantung. Biasanya sindrom ini lebih banyak terjadi pada orang di atas
usia 50 tahun, namun bukan tak mungkin juga dialami orang yang lebih muda.
Beberapa gejala sindrom patah hati hampir sama dengan serangan jantung. Kedua
kondisi tersebut sama-sama menyebabkan rasa sakit pada dada dan napas yang
pendek-pendek, seperti dilansir oleh Health Me Up (10/03).
Pada beberapa kasus, sindrom patah hati juga bisa menyebabkan detak jantung
yang tak teratur atau justru berhenti berdetak selama beberapa waktu. Ini bisa
terjadi karena jantung terlalu lemah untuk memompa darah dan memenuhi kebutuhan
asupan darah pada seluruh tubuh. Jika ini terjadi, akibatnya bisa fatal dan
bisa menyebabkan kematian apabila tak segera ditangani.
Banyak orang tak menyadari mereka terkena sindrom patah hati dan berpikir
mereka mengalami serangan jantung. Meski begitu, keduanya sangat mirip dan
sebaiknya sama-sama ditangani dengan serius. Orang biasa tak bisa membedakan
serangan jantung dengan sindrom patah hati. Hanya setelah menjalani pemeriksaan
keduanya bisa diketahui.
Lantas, apa yang menyebabkan sindrom patah hati? Sindrom patah hati tak seperti
serangan jantung yang disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah. Hingga saat
ini tak diketahui dengan pasti apa yang menyebabkan sindrom patah hati. Meski
begitu, pemicunya bisa jadi hal-hal yang berbau emosional dan menyebabkan stres
pada tubuh.
Beberapa penyebab sindrom patah hati di antaranya adalah kematian orang yang
dicintai, perceraian atau putus cinta, kehilangan pekerjaan, vonis penyakit
yang menakutkan, kejutan yang terlalu ekstrem, dan hal-hal lain yang bisa
menyebabkan stres dan tekanan secara fisik maupun mental.
Sindrom patah hati dimulai dari stres yang berlebihan. Bahayanya, sindrom ini
bisa menyebabkan gagal jantung dan bahkan memicu kematian. Namun kabar baiknya,
sindrom patah hati masih bisa dicegah dan bisa disembuhkan jika kerusakan pada
jantung tak terlalu parah. source: http://www.merdeka.com/sehat/broken-heart-sindrom-ketika-patah-hati-bisa-berujung-kematian.html
Advertisement:
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan sopan.